Loading
Selamat Datang di Waroeng PakDe SMA Blog's

Sekapur Sirih

Mohon beri Masukan, Saran, dan Kritikan mengenai isi kontens posting Blogspot ini, dan kalau diperlukan diharapkan kerjasama Anda dalam mengisi kontens posting Blogspot ini.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya
Admin - waroengpakde

Rabu, Agustus 11, 2010

JURNAL PENYESUAIAN

Ingatkah Anda pelajaran dalam modul kelas XI yang lalu tentang jurnal
penyesuaian? Apakah sama dengan jurnal penyesuaian yang disajikan
dalam modul ini? Jawabnya adalah sama. Hanya saja jurnal penyesuaian dalam
modul kelas XI untuk perusahaan jasa dan dalam modul kelas XII ini untuk
perusahaan dagang. Sehingga yang berbeda dalam hal ini adalah karakteristik
perusahaannya. Jurnal penyesuaian dalam perusahaan dagang memiliki
kekhususan pada ayat jurnal penyesuaian persediaan barang.

Agar lebih jelasnya, maka dikemukakan apa yang dimaksud dengan jurnal
penyesuaian itu. Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk
menyesuaikan akun-akun sementara setiap buku besar yang belum
mencerminkan jumlah (saldo) yang sebenarnya.
Dari pengertian di atas, tentunya tidak semua akun memerlukan jurnal
penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Akun mana saja yang memerlukan
penyesuaian ?.Baiklah, akan dibahas dalam materi selanjutnya.

1. Akun-akun yang Perlu Disesuaikan pada Akhir Periode Akuntansi
Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian terdahulu, maka dalam modul
ini hanya akun persediaan barang dagang yang diuraikan secara lebih rinci,karena akun-akun lainnya telah dipelajari dalam modul kelas I tentang jurnal
penyesuaian perusahaan jasa.

Perbedaan dan persamaan :
Jurnal Penyesuian pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang
1. Persediaan barang dagang : pada perusahaan jasa tidak ada
2. Perlengkapan : kedua-duannya ada
3. Beban dibayar dimuka : kedua-duannya ada
4. Pendapatan diterima dimuka : kedua-duannya ada
5. Beban yang masih harus dibayar : kedua-duannya ada
6. Penyusutan aktiva tetap : kedua-duannya ada

Dari data di atas, jelaslah bahwa selain persediaan barang dagang, jurnal
penyesuaian yang dikerjakan bersifat mengulang saja. Selain itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa transaksi perusahaan dagang lebih banyak dari pada transaksi
perusahaan jasa. Begitu juga akun-akun yang memerlukan jurnal penyesuaian,
untuk perusahaan dagang didalamnya terdapat akun – akun yang ada pada
perusahaan jasa. Sekarang dilanjutkan dengan penyesuaian persediaan barang
dagang.

2. Akun Persediaan Barang Dagang
Pada perusahaan dagang terdapat dua sistem pencatatan barang dagang, yaitu
sistem berkala (periodik) dan sistem berkelanjutan (perpetual).

Perusahaan dalam prakteknya sering menggunakan sistem periodik, yaitu setiap
pembelian barang dagang dicatat dalam akun pembelian dan setiap penjualan
barang dagang dicatat dalam akun penjualan, tanpa menghitung harga pokok
barang yang dijual tersebut. Sehingga untuk menentukan persediaan barang
dagang akhir periode dilakukan perhitungan jumlah barang dagang secara fisik
di gudang yang merupakan persediaan barang dagang akhir.
Bagaimana cara menentukan hasil usaha dalam periode tertentu ?. Dalam hal
ini persediaan barang dagang merupakan unsur yang sangat penting, karena
jumlah barang yang dibeli dan barang yang laku terjual tidaklah sama dalam
periode tersebut. Jumlah barang yang laku terjual biasanya dianggap menjadi
beban yang disebut juga harga pokok, dan jumlah persediaan barang yang belum
terjual dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva. Oleh karena itu agar laporan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka perlu dilakukan penyesuaian
terhadap persediaan barang dagang. Untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan
pencatatan penyesuaian terhadap persediaan barang dagang.

3. Pencatatan Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

a. Menggunakan pendekatan Ikhtisar Rugi Laba
Pada waktu dilakukan perhitungan rugi laba, maka persediaan awal akan
mempengaruhi harga pokok penjualan atau harga pokok barang yang laku
terjual. Oleh karena itu pada akhir periode , persediaan awal barang dagang
dipindahkan ke sebelah debit akun Ikhtisar rugi Laba dan mengkreditkan
akun persediaan awal barang dagang, seperti berikut !

Ihktisar Rugi Laba Rp. XXX
Persediaan barang dagang (awal) Rp. XXX

Sedangkan untuk penyesuaian persediaan barang dagang (akhir) dipindahkan
ke sisi debit akun Persediaan barang dagang dan mengkreditkan akun Ikhtisar
Laba Rugi, seperti berikut !

Persediaan barang dagang (akhir) Rp. XXX
Ikhtisar Rugi Laba Rp. XXX

b. Mengunakan pendekatan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Bila menggunakan pendekatan harga pokok penjualan, maka yang perlu
diperhatikan adalah akun-akun yang harus dipindahkan ke harga pokok
penjualan. Akun apa saja yang termasuk unsur-unsur harga pokok penjualan?
Ada beberapa akun yang merupakan unsur-unsur harga pokok penjualan
yaitu sebagai berikut:
1. Persediaan barang dagang (awal)
2. Pembelian barang dagang
3. Biaya angkut pembelian
4. Retur pembelian
5. Potongan pembelian
6. Persediaan barang dagang (akhir), setelah dilakukan perhitungan secara
fisik pada akhir periode.

Jurnal Penyesuaian
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Persediaan barang barang (awal) Rp. xxx

Harga pokok penjualan Rp. xxx
Pembelian Rp. xxx
Biaya angkut pembelian Rp. xxx


Retur pembelian Rp. xxx
Potongan pembelian Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx

Persediaan barang dagang Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx

4. Penyesuaian Perlengkapan
Mengapa perlengkapan perlu disesuaikan pada akhir periode ? Perlengkapan
sering juga dicatat sebagai bahan habis pakai. Pada mulanya perlengkapan
dibeli perusahaan merupakan aktiva lancar, yang dipakai dalam kegiatan
usahanya. Dalam pencatatan dibukukan sejumlah harga beli. Sehingga untuk
menentukan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode diperlukan perhitungan
secara fisik, yaitu dengan cara membandingkan jumlah mula-mula dalam
pembukuan dengan perlengkapan yang tersisa (yang masih ada) akhir periode.
Selisihnya itu merupakan beban pemakaian perlengkapan. Untuk mencatatnya
dalam jurnal penyesuaian yaitu sebagai berikut :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. XXX
Perlengkapan Rp. XXX

Petuah PakDe :
"Apa pun SAYA BISA jika saya mau!"